Aku
menatapmu dalam hening. Meluangkan waktu untuk bicara denganmu. Dari hati ke
hati. Hanya saja, ada hal lain yang harus lebih kupikirkan. Dan, aku
masih menunggu kesepakatan kalian. Entah berapa lama kalian akan
membuatku terdiam seperti ini ?
Lembaran
putih telah terbuka. Lembaran yang selalu terbuka sendiri tanpa disuruh
mengiringi lahirnya pagi. Dan kau bertanya padaku tentang apa yang ingin
aku torehkan padanya. Namun
aku masih terlongong disini mengingat kemarin. Aku
seolah tak peduli teriakanmu memanggilku untuk fokus pada hari ini.
Ah,
apa sih yang kau tahu tentang masa depanku ? Aku mencoba protes.
Bukan masalah tau atau tidak tau.
Aku hanya mengingatimu !
Kau
mencoba bersabar padaku. Sungguh, itu membuatku terbebani dengan
segala perhatian dan sikap lembutmu. Karenanya, mana tega
membiarkanmu tergeletak hingga lembaran itu kosong melompong.
Satu
keadaan membuatku sulit berkutik. Aku ingin pergi! Tapi, aku tidak mungkin
membawa kalian berdua.
Dirimu
tidak mungkin meninggalkanku disini tanpa membawaku. Aku menemanimu melewati
harimu! Lembaran mencoba menyadarkanku tentangnya.
Kulihat
pena hanya terpekur. Mengapa dikau tidak mengatakan sesuatu supaya aku yakin
untuk memilihmu semata. Sikapmu benar-benar bikin aku risau. Aku percaya kamu
pun merasakan getaran hati ini. Dan suatu pemahaman berkelindan menjejaki
di setiap letupan keingintahuan. Bukankah aku memang memerlukan guratan dalam
rangkaian tindakanku? Dan aku memang harus memilih meski dengan berat hati.
Tampaknya
lembaran pasrah ketika aku mengambil pena. Kali ini aku boleh bersuka hati
ketika kaupun membisikkan bahwa pilihanku tepat.
Percayalah!
Lembaranmu tak cuma satu. Lembaran itu jua ada padamu. Apakah kamu ingin tau ?
Dirimu ciptaan paling sempurna. Dengan keistimewaanmu bisa merekam jejak
dimanapun kau berada. Meski itu hanya seulas senyummu pada sesamamu. Tak perlu
menunjukkan pada dunia apa yang kamu buat, cukuplah dengan prasangka baik akan
apapun yang karuniakan Sang Pencipta padamu! Mengisi kesempatan yang telah
ALLAH berikan bersamaku!
Laksana
titisan air penghilang dahaga. Kesegaran ditengah panas dan kering. Setidaknya
aku mengerti bahwa dirimu takkan pernah meninggalkanku. Bagaimanapun,
kehadiranmu akan selalu kupertahankan agar bisa setia menorehkan asa dan karya
untuk mengharap ridhla-NYA. Dan aku hanya berharap Yang Maha Kuasa membimbingku
dalam kebersamaan denganmu. PENA!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar