Flashfiction yang kutulis untuk mendapat hadiah buku. Belum berjodoh! Tapi aku suka kisah ini ^_^
Sebenarnya kamu
ingin suasana terang benderang atau gelap pekat? San bertanya penuh tekanan
pada Tirta. Sedang yang ditanya riuh sendiri, selanjutnya diam tenang tanpa
menghiraukannya.
Mereka dibutuhkan
untuk memberikan kesejukan, Sang Bayu lewat dengan kata-kata yang mesti dicerap
maknanya. Semisterius kehadirannya yang tiba-tiba namun entah dimana sosoknya.
San meradang
karenanya, seolah semua bersembunyi demi menutupi pandangan darinya.
Yakinlah bahwa
semua tidak mengharapkan kehadirannya namun sesuatu yang membuatnya bertahan.
Cinta baginya adalah ketaatan. Sedikit kelegaan mendengar kidung anak-anak Bumi
untuknya. Menyirai kasih bunda dalam syair sederhana namun begitu akrab di
telinga.
Ternyata, Mun di
saat yang berbeda merasakan hal yang sama. Berbalik seratus delapan puluh
derajat pada keadaan bersamanya yang hitam kelam. Serasa semua menatap takjub, memujinya
dan menanti kemunculannya. Mungkin pula dongeng pendekar wanita bersama
Pangeran Bertopeng takkan pernah tercetus tanpa keberadaannya. Hanya lautan
yang gelisah dengan daya tariknya. Kumpulan air itu sering meruah.
Sesuatu yang membuatnya
bertahan. Cinta baginya adalah ketaatan.
Mereka berdua tak
mungkin menautkan rasa bersama. Manzilah mereka berbeda. Bukannya rindu saat pertemuan
itu tiba. Bukan! Hanya seutas harapan,
semua yang mensyukuri keberadaan mereka apa
adanya. selamat!.
***
*note:
Bahwa
Novel Islami itu
penuh hikmah dan mengingatkan kita pada ayat-ayat ALLAH baik dalam bentuk
bacaan [kitab Al Qur’an] maupun berupa alam semesta beserta isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar